Laboratorium lingkungan adalah tempat di mana penelitian dan analisis terhadap faktor-faktor lingkungan dilakukan. Aktivitas di laboratorium ini biasanya melibatkan pengujian kualitas udara, air, tanah, dan sampel-sampel lainnya untuk memastikan apakah lingkungan tersebut aman dan sesuai standar. Beberapa kegiatan yang sering dilakukan di laboratorium lingkungan meliputi:
1. Analisis Kualitas Air: Mengukur parameter seperti pH, kadar oksigen terlarut, kandungan logam berat (seperti timbal, merkuri), dan zat pencemar lain dalam air sungai, danau, atau air tanah. Hasilnya digunakan untuk menilai apakah air tersebut layak konsumsi atau memerlukan pengolahan lebih lanjut.
2. Uji Kualitas Udara: Mengukur tingkat polusi udara, seperti kadar karbon dioksida (CO₂), sulfur dioksida (SO₂), nitrogen oksida (NOx), dan partikel debu (PM10, PM2.5). Tujuannya adalah untuk memantau tingkat emisi dan dampaknya terhadap kesehatan manusia dan ekosistem.
3. Penelitian Biologi dan Mikrobiologi: Mengamati keanekaragaman mikroorganisme yang ada di lingkungan, termasuk mikroba yang berperan dalam siklus biogeokimia, seperti bakteri pengurai. Juga dilakukan identifikasi bakteri atau patogen yang mungkin mencemari lingkungan.
4. Pengujian Sampel Limbah: Menganalisis komposisi sampel limbah cair atau padat dari industri sebelum dibuang ke lingkungan. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa limbah yang dibuang tidak melebihi batas yang ditentukan oleh peraturan lingkungan.
5. Simulasi dan Model Lingkungan: Beberapa laboratorium menggunakan perangkat lunak simulasi untuk memprediksi bagaimana polutan dapat tersebar di udara, air, atau tanah, dan bagaimana pengaruhnya terhadap ekosistem sekitarnya.
Suasana di laboratorium ini biasanya sangat steril dan teratur. Para peneliti mengenakan alat pelindung diri seperti jas lab, sarung tangan, dan masker untuk menjaga keamanan saat bekerja dengan bahan kimia atau mikroorganisme berbahaya. Mereka bekerja dengan alat-alat laboratorium seperti spektrofotometer, mikroskop, kromatografi, dan instrumen analitik lainnya untuk memastikan hasil yang akurat.
Analis di laboratorium, termasuk laboratorium lingkungan, memiliki berbagai tugas yang bergantung pada jenis sampel yang diuji dan tujuan dari analisis tersebut. Berikut ini adalah beberapa aktivitas yang biasanya dilakukan oleh analis di laboratorium:
1. Persiapan Sampel
· Pengumpulan Sampel: Analis sering mengumpulkan sampel dari lokasi lapangan seperti air, tanah, udara, atau limbah. Proses pengumpulan harus dilakukan dengan cara yang steril dan sesuai dengan prosedur untuk menghindari kontaminasi.
· Pengawetan Sampel: Setelah sampel dikumpulkan, seringkali diperlukan pengawetan untuk mencegah perubahan kimiawi atau biologis pada sampel sebelum dianalisis. Misalnya, sampel air mungkin harus disimpan dalam suhu dingin untuk menjaga kualitasnya.
· Ekstraksi dan Pengenceran: Jika sampel mengandung zat dalam konsentrasi tinggi, analis mungkin harus melakukan pengenceran atau ekstraksi komponen spesifik sebelum melakukan pengujian.
2. Pengujian dan Analisis
· Pengujian Kualitas Air, Tanah, atau Udara: Analis menggunakan berbagai instrumen seperti pH meter, spektrofotometer, gas kromatografi, atau alat uji lainnya untuk mengukur kandungan kimia dalam sampel.
· Mikrobiologi: Jika analisis mikrobiologi diperlukan, analis akan menumbuhkan mikroorganisme dari sampel pada media tertentu dan mengamati pertumbuhannya di bawah mikroskop. Hal ini membantu dalam mengidentifikasi bakteri atau patogen yang mungkin ada.
· Kromatografi dan Spektrofotometri: Instrumen seperti kromatografi cair (HPLC) atau gas kromatografi (GC) digunakan untuk memisahkan, mengidentifikasi, dan mengukur senyawa-senyawa dalam sampel.
· Analisis Logam Berat: Instrumen seperti Inductively Coupled Plasma Mass Spectrometry (ICP-MS) digunakan untuk mendeteksi keberadaan logam berat dalam sampel air atau tanah.
3. Pencatatan dan Dokumentasi Data
· Pencatatan Hasil Pengujian: Setiap hasil pengukuran atau pengamatan dicatat dengan rinci, baik secara manual di buku catatan laboratorium atau menggunakan sistem data digital. Pencatatan yang teliti penting untuk memastikan hasil analisis dapat diulang dan diverifikasi.
· Analisis Data: Analis mengolah data hasil pengukuran untuk menghasilkan laporan atau kesimpulan yang relevan. Mereka mungkin menggunakan perangkat lunak statistik untuk menganalisis data lebih lanjut.
4. Kalibrasi dan Pemeliharaan Alat
· Kalibrasi Alat Laboratorium: Sebelum menggunakan alat, analis harus memastikan alat tersebut dikalibrasi dengan benar agar hasilnya akurat. Misalnya, spektrofotometer perlu dikalibrasi dengan standar tertentu sebelum digunakan.
· Pemeliharaan Alat: Analis juga bertanggung jawab untuk membersihkan dan memelihara alat setelah digunakan agar tetap berfungsi optimal. Ini termasuk membersihkan elektroda pH meter, mengisi ulang bahan kimia pada alat analitik, dan memastikan perangkat lunak pada instrumen tetap terkini.
5. Pengendalian Mutu (Quality Control)
· Prosedur QC: Analis melakukan pengujian kontrol kualitas dengan menggunakan standar dan blanko untuk memastikan bahwa prosedur pengujian dilakukan dengan benar dan alat berfungsi sebagaimana mestinya.
· Validasi Metode: Metode analisis yang baru atau dimodifikasi perlu divalidasi oleh analis untuk memastikan bahwa metode tersebut menghasilkan data yang akurat dan konsisten.
6. Pembuatan Laporan
· Interpretasi Data: Setelah analisis selesai, analis akan membuat laporan yang merangkum hasil pengujian dan memberikan interpretasi terhadap data tersebut. Laporan ini sering kali mencakup grafik, tabel, dan analisis statistik.
· Pelaporan Hasil kepada Klien atau Pihak Berwenang: Dalam kasus pengujian lingkungan, hasil ini mungkin dikirimkan kepada klien, seperti perusahaan industri, lembaga pemerintah, atau organisasi penelitian untuk digunakan dalam pengambilan keputusan.
7. Keamanan dan Kesehatan Kerja
· Penerapan SOP (Standard Operating Procedure): Analis harus mengikuti SOP yang ketat saat menangani bahan kimia berbahaya, limbah laboratorium, atau mikroorganisme patogen. Ini termasuk penggunaan alat pelindung diri seperti sarung tangan, masker, dan kacamata pelindung.
Pengelolaan Limbah Laboratorium: Analis bertanggung jawab untuk membuang limbah laboratorium sesuai dengan peraturan yang berlaku agar tidak mencemari lingkungan.